Why did they choose titanium?

There are many ways to keep them in a safe place (piece of paper, encrypted USB key, metal engraving …). The device we are talking about uses the metal engraving principle. With CRYPTOTAG, you will…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Hilang

Sarla masuk ke dalam toilet dengan tergesa-gesa, dia sudah tidak kuat untuk menahan. Tiba di dalam bilik toilet paling ujung, dia membanting pintu dan menguncinya segera. Tanpa sempat dia memperhatikan sekitar, Sarla tidak melihat jika tepat di depan cermin panjang yang terpajang di depan toilet, Wirona sedang memoles bibirnya dengan pewarna bibir yang manis.

Perempuan itu melihat Sarla dari pantulan cermin di depannya. Terkekeh lucu, memasukkan pewarna bibirnya ke dalam tas kecil yang dia bawa kemudian mendekat ke depan bilik toilet untuk menarik slot yang terdapat tepat di atas gagang pintu bilik. Tanpa banyak bicara, dia mengambil ember dari bilik toilet yang lain lalu mengisinya dengan air.

Dengan kedua tangan disilangkan di depan dada, Wirona menatap dalam senyap pintu bilik toilet yang dimasuki Sarla sambil menunggu air di dalam ember terisi penuh. Wirona tidak tahu persis sejak dia dan Sarla bersaing dalam segala hal yang ada pada hidup mereka. Biasanya, mereka berdua hanya akan bersikap layaknya orang asing, tanpa kata sapa atau senyum ramah seperti kebanyakan orang. Namun, setelah berita Arthur pacaran dengan Sarla, Wirona merasa tertantang untuk bersaing lagi, dia ingin merasakan kemenangan lagi.

Mungkin jika yang menjadi pacar Arthur adalah perempuan lain — selain Sarla — Wirona tidak akan mempersulit dirinya sendiri dengan cara bersaing dengan perempuan itu. Dia akan lebih mudah meminta, dia dapat dengan mudah untuk menang. Namun kali ini, sepertinya Sarla sudah memperkuat pertahanannya dan tidak dapat mengalah seperti yang sudah-sudah.

Setelah berkali-kali melihat postingan pada sosial media Arthur dan Sarla, Wirona dibuat kebakaran jenggot. Antara percaya atau tidak atas hubungan mereka, Wirona tetap merasa kalah hanya dengan unggahan saja. Meski ada setitik rasa percaya bahwa mereka tidak benar-benar menjalin hubungan, Wirona tidak bisa memadamkan kabar hubungan mereka di setiap telinga orang-orang yang percaya bahwa mereka benar-benar pacaran.

Karena merasa kalah, Wirona ingin membalas, paling tidak membuat Sarla mengerti bahwa bermain-main dengannya tidak semenyenangkan seperti yang perempuan itu kira.

Wirona mematikkan keran setelah pintu bilik toilet terdengar di tarik berkali-kali, juga digedor dari dalam disertai seruan minta tolong.

“Siapa aja yang di luar, tolong bukain pintu, pintunya kekunci dari luar!!” Sarla berteriak, kemudian kembali menggedor pintu sambil terus menariknya berusaha untuk membuka.

Wirona tertawa sengak dalam hati, toilet yang sepi adalah perpaduan yang sangat bagus untuknya. Dia meletakkan sebuah bangku tepat di depan pintu. Dia mengetuk pintu, “Sarla!”

Merasa ada bantuan, Sarla berteriak lagi, “Heyy, tolong bukain pintunya!”

Tanpa tahu jika sebetulnya Wirona naik ke atas bangku kemudian mengangkat ember berisi air itu tinggi-tinggi lalu menumpahkannya ke dalam bilik. Tak berselang lama, di detik berikutnya Sarla menjerit kaget sekaligus kedinginan karena diguyur air satu ember.

Sorry, gak sengaja!” Wirona berteriak diiringi tawa paling menyebalkan yang pernah Sarla dengan.

“Wironara!!” Sarla berteriak marah, ingin sekali mencakar wajah Wirona detik itu juga, tapi apa daya jika Wirona sudah menguncinya di dalam toilet.

Wirona turun dari bangku, meletakkan ember ke tempat semula. Dia akan segera pergi dari sana setelah dia menarik papan emergency dengan tulisan yang dicetak tebal-tebal.

Toilet sedang rusak/diperbaiki

Kemudian dia meninggalkan Sarla begitu saja.

Sementara di dalam bilik toilet, Sarla mengusap wajahnya yang basah, sekaligus berusaha menghilangkan rasa ingin berbuat buruk pada Wirona jika dia sudah keluar dari tempat sempit ini. Rambut, baju, celana, semuanya basah. Dan kabar buruknya, dia tidak membawa ponsel untuk meminta bantuan Nadia.

Dengan perasaan kalut, Sarla duduk di atas kloset yang tertutup. Dia hanya bisa menunggu ada seseorang yang datang ke toilet tanpa melakukan apa-apa. Namun, Sarla tidak tahu kapan seseorang akan datang ke sini.

Add a comment

Related posts:

Finding Creative Solutions

While donor-driven change may initially feel scary, in reality, it is a feature of non-profit management that can lead to many benefits, including increased long-term sustainability and impact. This…